Final cabor sepak bola PON 2016 antara Jabar melawan Sulsel. Antarafoto.com |
Di waktu normal Jabar dibuat kesulitan oleh strategi Sulsel yang cenderung fokus bertahan dan mengandalkan serangan balik. Sangat minim peluang diciptakan oleh Jabar di babak pertama maupun kedua.
Di masa perpanjangan waktu, permainan Jabar yang dimotori gelandang masa depan Persib Bandung, Gian Zola terlihat lebih berkembang. Hal itu tak lepas dari kondisi para pemain Sulsel yang terlihat sudah kedodoran dari segi kebugaran. Bahkan, Jabar nyaris unggul andai sepakan keras pemain jebolan Diklat Persib Al-Fath Al Fathier tak membentur mistar Sulsel yang dikawal Syaeful.
Meski menguasai permainan, Jabar akhirnya harus rela 'mengikuti' kemauan Sulsel yang terlihat lebih suka mengakhiri pertandingan lewat adu penalti setelah kebuntuan gagal dipecahkan.
Di babak tos-tosan impian Jabar nyaris sirna ketika eksekutor ketiga Erwin Ramdhani gagal membuahkan gol. Sepakan mantan pemain Persib U-21 yang kini membela PS TNI itu berhasil dimentahkan oleh Sulsel. Akibatnya Sulsel berada di atas angin.
Cerita kemudian berbalik ketika kiper muda potensial Persib, Deden M Natshir mengubah alur setelah menggagalkan tendangan eksekutor terakhir Sulsel Irfan Arfandi sekaligus membuat skor jadi 4-4 yang memaksa adu penalti ditentukan lewat penendang tambahan.
Penendang keenam Jabar, Sugiyanto dengan tenang berhasil mengeksekusi penalti yang membuat Jabar balik unggul 5-4. Sulsel yang menunjuk Alia Al Fuad sebagai penendang keenam berpeluang memaksakan kembali skor jadi imbang. Tapi lagi-lagi Deden membuat penyelamatan luar biasa hingga akhirnya Jabar memastikan medali emas prestisius.
Keberhasilan ini mengakhiri penantian panjang Jabar selama 65 tahun. Jabar terakhir kali meraih emas pada PON II/1951 di Jakarta usai mengandaskan tuan rumah yang ketika itu masih mengusung nama Jakarta Raya dengan skor 3-2 di Lapangan Ikada, Jakarta.
Sukses ini pun disambut sukacita karena melengkapi keberhasilan Jabar jadi juara umum PON 2016.(*)
Komentar
Posting Komentar