Pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl menilai, keberhasilan Indonesia menembus semifinal Piala AFF 2016 sebagai pencapaian sensasional. Sebab, tim besutannya dibentuk dalam kondisi serba terbatas.
Terutama akibat terhentinya kompetisi nasional karena polemik PSSI dengan Kemenpora. Selain itu Riedl pun tak punya keleluasaan dalam memilih pemain karena hanya bisa mengambil dua pemain dari setiap klub. Itu juga yang kemudian dikeluhkan Riedl karena membuatnya sulit berimprovisasi.
"Saya pikir ini kemenangan spesial. Sangat sensasional bagi Indonesia karena baru saja kembali dari sanksi dan kompetisi sempat terhenti," ungkap Riedl, dilansir Viva.co.id.
Sejak ditunjuk menjadi arsitek timnas Indonesia untuk Piala AFF 2016, Riedl sudah dihadang permasalahan. Klub-klub peserta turnamen Indonesia Soccer Championship (ISC) hanya memperbolehkan dua pemain yang dipanggil ke skuat Garuda.
Karena itulah Riedl berani meninggalkan pemain kaya pengalaman, dan beralih kepada talenta-talenta muda yang sedang bersinar. "Kami beruntung punya banyak pemain talenta dan muda. Mereka adalah masa depan tim," ujarnya.
Meski dalam kondisi serba terbatas, tapi faktanya skuat Merah Putih mampu memperbaiki prestasi buruk di dua penyelenggaraan sebelumnya. Dimana pada Piala AFF 2012 dan 2014, Indonesia selalu gagal melangkah ke semifinal atau terhenti di penyisihan grup.(*)
Terutama akibat terhentinya kompetisi nasional karena polemik PSSI dengan Kemenpora. Selain itu Riedl pun tak punya keleluasaan dalam memilih pemain karena hanya bisa mengambil dua pemain dari setiap klub. Itu juga yang kemudian dikeluhkan Riedl karena membuatnya sulit berimprovisasi.
"Saya pikir ini kemenangan spesial. Sangat sensasional bagi Indonesia karena baru saja kembali dari sanksi dan kompetisi sempat terhenti," ungkap Riedl, dilansir Viva.co.id.
Sejak ditunjuk menjadi arsitek timnas Indonesia untuk Piala AFF 2016, Riedl sudah dihadang permasalahan. Klub-klub peserta turnamen Indonesia Soccer Championship (ISC) hanya memperbolehkan dua pemain yang dipanggil ke skuat Garuda.
Karena itulah Riedl berani meninggalkan pemain kaya pengalaman, dan beralih kepada talenta-talenta muda yang sedang bersinar. "Kami beruntung punya banyak pemain talenta dan muda. Mereka adalah masa depan tim," ujarnya.
Meski dalam kondisi serba terbatas, tapi faktanya skuat Merah Putih mampu memperbaiki prestasi buruk di dua penyelenggaraan sebelumnya. Dimana pada Piala AFF 2012 dan 2014, Indonesia selalu gagal melangkah ke semifinal atau terhenti di penyisihan grup.(*)
Komentar
Posting Komentar